Sabtu, 02 Januari 2010

My Life.....

Sudah lama sekali aku ingin menulis tentang hidupku, sisi hidupku yang tak banyak orang tahu. Kalau pernah menyembunyikan perasaan/sikap yang sebenarnya sih enggak, apa yang tampak di wajahku itulah perasaanku, aku orangnya memang ekspresif, jadi tanpa bertanya tentang suasana hatiku, teman-teman dan keluarga pasti sudah tau apakah aku sedang gembira, susah, sedih, banyak fikiran. Aku sudah lupa kapan terakhir kali wajahku begitu sumringah dalam waktu yang sangat lama, terakhir kali aku sangat-sangat bahagia ketika anakku lahir, 3,7 tahun yang lalu.
Pada dasarnya, aku orangnya pemikir, semua dipikir, dimasukkan hati, malah terkadang aku yang suka gak hati2 dalam berbicara, asal njeplak kata orang jawa. Tidak mau mendengarkan orang lain, keras kepala, kalau sudah punya mau harus dapet, 'agak susah' menerima kondisi ada orang lain lebih sukses dari aku, itu hal-hal yang aku punya sebelum aku bertemu dengan suamiku sekarang ini. Merasa lebih tahu dan paling benar, bahkan ada teman ibuku yang pernah bilang, "kika itu gak koyok mbake, kiki. Nek mbake sik ramah, kika sombong (kika itu tidak seperti kakakknya, kiki. Kalau kakaknya ramah, kika sombong". Kata-kata itu serasa menusuk buatku, aku rasanya tidak seperti itu, sekali lagi aku merasa benar, tidak berusaha menelaah atau belajar dari kesalahan.
Di keluargaku, aku bungsu dari 5 bersaudara. Kakakku yang pertama Ir. Endang Widowati Msc, gelarnya keren ya, beliau itu Insiyur Sipil lulusan Universitas Brawijaya (S1) dan master teknik dari Melbourne University. Anak bapakku yang paling pinter dan paling kukagumi, karena cantik, putih, pinter, jagoan, mandiri, cekatan, sayang ke adik2nya, wuahh apalagi ya, sederet pujian lah buat kakakku satu ini. Sayangnya dia sudah meninggal tahun 2001 yang lalu karena sakit. Miss u so much sist. Kakakku yang kedua, Drs. Deddy Priyo Widodo, dia ini sarjana ekonomi, secara akademis tidak jauh beda dengan kakaknya, hanya saja suka berpetualang menurutku, masuk sekolah favorit gak mau, main kesana kesini, akhirnya ya sekolahnya ketinggalan, untuk laki-laki dalam keluargaku, dia ini yang paling mirip bapakku secara wajah, galaknya, keras kepalanya. Salah satu anaknya sekarang di Washington DC, bekerja sebagai staf KBRI disana, hebat kan. Kakakku yang ketiga, Ir Boy Wibowo Sugiharto, Lulusan Teknik Mesin ITS, hampir cumlaude kalau gak sakit kuning katanya. Jenius, cekatan, maunya paling bagus semuanya, secara ekonomi dia pernah sangat-sangat kaya (menurutku), tapi roda kehidupan itu sedang berputar, dan sekarang ini dia sedang dibawah, hebatnya..istrinya sangat sabar menerima itu semua, salut mbak Lilik. Anaknya yang pertama, sekarang bekerja sebagai staf bagian pajak di Ernst & Young, ohya dia lulusan cumlaude Akuntasi Universitas Brawijaya. Ketiga kakakku diatas, mengalami saat yang tidak nyaman selama sekolah, tidak ada fasilitas lebih dari orang tua, berusaha mendapatkan beasiswa untuk sekolah, menjalani ikatan dinas pun tidak apa, asal tidak membebani orangtua. Bapakku itu tentara, TNI-AU di bagian radarnya, beliau pernah bersekolah di Polandia tahun 60-an, jabatan terakhir yang tinggi Komandan Radar Ngliyep Malang, I miss u so much pak, kalau inget bapak aku selalu menitikkan air mata, aku belum bisa membanggakan bapak.
Ibuku itu guru, pas ya, bapak tentara, ibu guru. Paduan yang pas, disiplin, otoriter, PNS, penghasilan meraka berdua hanya cukup untuk kami makan dan sekolah, selain keperluan itu ya harus cari sendiri. Memang rumah kami sangat luas, 1000m2 loh, tapi rumah itu dibeli bapakku tahun 1974 dengan harga Rp. 2juta. Ibu berasal dari keluarga santri kauman, jadi beliau sangat disiplin soal agama, aku sangat bersyukur punya ibu yang seperti itu, membuat kami anak-anaknya bisa selalu ingat kepada Allah.
Oke, kita kembali ke urutan keluargaku lainnya,
Kakakku ke 4, Ridzki Wibhawani ST, lulusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya, menurut aku, dia itu pinter, matematika aja dapet 10 di raport. Saklek, disiplin, sederhana, religius, apalagi ya.. oh baik hati sekali dan gak itungan kalau untuk keluarga. Anaknya cuma 1, khansa, sekarang umurnya 5 tahun. Suaminya, mas Igo, sudah almarhum, dia ini TNI-AD tapi lulusan teknik mesin Unibraw juga, dan pernah ikut Olimpiade Matematika di Moscow Rusia, keren kan. Mas Igo meninggal tahun 2005 karena tertambak oleh anakbuahnya sendiri disaat ikut mengamankan KAA di senayan. Kejadian itu sangat membekas buatku, karena aku kehilangan orang yang sudah kuanggap kakak kandungku sendiri, orang yang bener2 tulus menjalani hidup, sholat 5 waktu tepat waktu dan selalu berusaha ke masjid dan selalu berguna untuk orang lain.
Itulah orang-orang hebat dikeluargaku
Sekarang aku, aku anak terakhir, secara postur, aku paling tinggi dan besar, dan paling gelap kulitnya (mmm ya gitu deh...item). Eh tapi manis loh, kata teman-teman dan saudaraku tentunya. Secara akademis, aku yang paling biasa, dan udah biasa juga dibanding-bandingkan dengan ke4 saudaraku lainnya. Sewaktu SMA, aku memang masuk kelas favorit, dengan ranking 25 dari 48 murid, itu sudah pencapaianku yang paling bagus. Sedangkan kakakku, maasih masuk peringkat belasan. Masuk kuliahpun, aku tidak lolos PMDK, akhirnya aku masuk D3 dulubaru kemudian masuk ke S1 versi reguler (bukan ekstensi), aku ingat ibuku berusaha merayuku untuk masuk ke jurusan MIPA (mbok MIPA ae, nek teknik gak iso, pokoke sik IPA. MIPA aja, kalau gak bisa teknik yang penting IPA), aku gak ngerti apa yang salah dengan pilihanku, aku memilih jurusan akuntansi, yang memang ternyata pada akhirnya ilmuku ini sangat berguna di usahaku sulamanku. Alhamdulillah, aku lulus dengan angka baik, ya diatas 3-lah IPnya.
Aku orangnya tidak PD, sangat tidak PD dengan segala kekurangan yang aku punya, kulitku gelap, aku tidak se-pintar saudara2ku, aku tidak seperti teman-temanku yang bisa bekerja diperusahaan multinasional, bahkan sudah melanglang buana ke luar negeri. Aku tidak pintar bahasa Inggris, dimana ponakan-ponakanku jago berbahasa Inggris. Demi eksistensi diri, aku pernah 2-3 kali mencoba mengikuti proses menerimaan beasiswa keluar negeri, tapi gak lolos juga. Aku tidak patah semangat sih, tapi semakin terpuruk dalam ketidak PD-an itu. heheh sama aja ya. Dalam soal keimanan, aku juga pernah mengalami masa jahiliyah yang aku sendiri tidak ingin mengingatnya, semoga Allah mengamouni semua dosaku, amien.
Aku punya suami yang luar biasa, bisa membuat aku berubah seperti ini, jauh lebih sabar, mau mendengarkan orang lain, mau belajar dari kesalahan. Aku juga punya anak yang luar biasa, aliya itu pinter loh (menurut ku ya), karena dia peka, dan tanggap, bisa menangkap pelajaran dengan cepat. Dan dia menyayangiku, itu sudah lebih dari segalanya buatku.
Aku ingin sekali bisa menjadi orang yang sabar dan benar-benar baik hati, sayang ke orang lain dengan tulus, positif thingking, kurasa itu bisa membuatku wajahku jd segar dan sumringah. Selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian. Aku harus sadar kapasitas diriku ini, aku tidak mau meniru orang lain, aku harus jadi diriku sendiri, aku bisa jadi sukses dengan caraku sendiri. Aku yakin Allah sudah menyiapkan sesuatu yang luar biasa untukku, amien allohuma amien.

4 Komentar:

Pada 4 Januari 2010 pukul 10.15 , Anonymous bunda yuri mengatakan...

ceplas ceplos iya, keras kepala ho oh, pemikir banget, tp mosok sombong seh? blom kenal kli..... tak kenal maka tak sayang. karna aku dah kenal lama makanya aku sayang ma kmu, huwahahahaha....

tp aku bangga ma kmu kika. kmu gak pernah nyerah. apalagi dlm soal bisnis kmu nih. dirintis dr yg kecil kecil kecil....sampek kenal ama mbak lia, sampek akirnya makin rame orderannya. salute buat kika. terus semangat ya kik. smoga apa yg kmu harapkan bisa terwujud....

tp crita ttg suami tercinta kok gak ada? blas gak dicritain, hehehehe.......

 
Pada 4 Januari 2010 pukul 11.59 , Blogger Robbika Wijayanti mengatakan...

ehehehe soal mas pongky yah.. ntar sesi berikutnya ya., tengkyu ya cinnn

 
Pada 2 Maret 2010 pukul 16.52 , Blogger ika ari mengatakan...

Tulisannya bagus, jujur, jadi bisa instropeksi diri, n Alhamdulillah Bu Kika sekarang memang lebih sabar, lebih banyak senyum, bener kata Bu Kika, mukanya jadi tambah sumringah. Be your super self ya Bu.

Sukses juga buat bisnisnya. Semoga makin maju, udah gitu tinggal pertimbangkan permintaan Aliya deh....(Ibu kok kerja terus)

Semoga aku juga bisa punya bisnis yang sukses kayak Ibu. Lagi cari-cari passion ku itu ada dimana Bu, Ibu liat ga? he he, maksudnya supaya bisa menjalaninya dengan enjoy, kayak Ibu.

Semoga bisa bikin adek buat Aliya, mari kita doa bersama Bu. Aku juga sedang menunggu titipan Allah yang satu ini. (Amiin)

 
Pada 4 Maret 2010 pukul 17.02 , Blogger Robbika Wijayanti mengatakan...

gitu ya ka.. hehehe, kan makin berumur harusnya makin bijaksana :). Amien2 makasih atas doanya. duh jangan sampe aliya baca postingan tante ika ya hahahaha (guyon). Passion?? benernya ka, tiap orang itu punya passion, tinggal bagaimana kita men-seriusi-passion kita dan berusaha untuk menggali lebih dalam. Kan ika suka sesuatu yang lucu, unik, design, coba buat sesuatu, dan ditekuni, nanti lama2 ketemu kok bakatnya dimana :)ohya satu lagi, harus mau banyak mendengar, karena lebih banyak mendengar akan lebih banyak ide yang masuk...

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda